Bandung, IDN Times – Para calon presiden sudah menuntaskan debat kedua jelang pemilihan umum Februari mendatang. Tim pemenangan masing-masing calon pun menilai bahwa pasangan calonnya tampil baik dibandingkan calon lainnya.
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TKD) Jabar Anies-Muhaimin, Haru Suandharu menilai bahwa Anies berhasil unggul dalam debat semalam. Dia mampu membungkam setiap pertanyaan yang dilontarkan panelis maupun calon lainnya.
“Kita lihat ya semalam bahwa Pak Anies ini mampu memberikan gagasan dan perubahan mengenai isu keamanan dan geopolitik Indonesia,” ujarnya.
- Harap Anies bisa menang 1 putaran
Dari hasil debat semalam, Haru pun optimistis raihan suara Anies bisa menanjak. Terlebih dengan berbagai program TKD ke berbagai daerah yang mensosialisakan mengenai pasangan AMIN maka suara capres-cawapres ini bisa lebih baik.
“Harapannya satu putaran cukup ini (AMIN menang) dan 80 persen suara di Jabar. Kalau dua putaran capek yah,” kata dia.
- Jangan ada main mata di kalangan aparat pemerintah
Di sisi lain, Haru pun berharap tidak ada lagi kejadian dukungan dari ASN atau aparat yang seharusnya berada di pihak netral seperti Polisi, TNI, hingga penyelenggara pemilu. Ketika ada kecurangan dari mereka maka pemilu ini sudah tidak menarik lagi bagi masyarakat.
Haru sangat berharap pemilu sekarang tidak ada kecurangan sehingga suara masyarakat benar-benar bisa melahirkan pemimpin yang sesuai pilihannya.
“Waluapun indikasinya (kecurangan) sudah ada yah. Tapi cukuplah jangan lagi dilanjutkan yang begitu,” kata dia.
- Pengamat sebut ketiga capres punya gagasan yang baik
Debat capres-cawapres putaran ketiga yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2023) berlangsung sengit. Antara capres nomor urut satu Anies Baswedan dengan capres nomor urut dua Prabowo Subianto kerap saling serang.
Sedangkan, capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo tidak banyak menyerang lawan. Padahal, sejak awal Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka menyatakan, Prabowo tidak akan menyerang lawan pada debat ketiga ini.
Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mouliza Kristhoper Donna Sweinstani, mengatakan ketiga capres sama-sama memiliki gagasan yang baik soal pertahanan dan keamanan.
Sebab, kata Donna, ketiga capres sudah mengakomodasi sistem pertahanan dan keamanan bukan saja soal perang, tetapi juga hal-hal terkait kedaulatan negara. Misalnya soal negara kuat, bukan hanya kuat dari segi persenjataan, tetapi juga sisi ekonomi, termasuk juga sisi perempuan dengan penambahan jumlah prajurit TNI wanita.
“Jadi ketiganya ini sudah melihat keamanan dari semua sisi, dan untuk politik luar negeri semua calon sepakat untuk politik bebas aktif, karena memang dari dulu Indonesia seperti itu,” ujar dia.