Home / Pusat & Provinsi / Sambang ke Republik Durian, Kang Irwan: Integrasi Farming Durian, Peluang Luar Biasa
Sambang ke Republik Durian, Kang Irwan: Integrasi Farming Durian, Peluang Luar Biasa

Sambang ke Republik Durian, Kang Irwan: Integrasi Farming Durian, Peluang Luar Biasa

Ketua DPW PKS Jawa Timur, Kang Irwan Setiawan, melakukan kunjungan silaturahmi ke Republik Durian, salah satu destinasi agrowisata durian di Jawa Timur. Kunjungan ini sekaligus menjadi ajang diskusi tentang peluang besar yang dimiliki sektor pertanian durian di wilayah tersebut, khususnya melalui konsep integrasi farming durian.

Republik Durian telah menjadi pusat perhatian karena keberhasilannya mengelola kebun durian terpadu yang mengedepankan produktivitas, keberlanjutan, dan pengalaman wisata. Bahkan sebelumnya Khofifah indra parawansa memyanpaikan potensi ekspor durian black thorn, setelah berkunjung Ke republik durian.

Dalam kunjungan tersebut, Kang Irwan mengapresiasi pengelolaan yang inovatif, mulai dari pembibitan durian unggul, manajemen kebun modern, hingga pemasaran berbasis digital.

“Potensi durian di Jawa Timur sangat luar biasa. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor ini tidak hanya menjadi peluang bisnis, tetapi juga menjadi pilar ketahanan pangan dan pariwisata. Kunjungan ini sudah kesekian kalinya. Kunjungan awal dulu sebelum pileg, saat mas anna lutife baru mengawali program ini. Banyak hal ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan.” ujar Kang Irwan.

Dalam diskusi bersama Anna Lutfie, Presiden Republik Durian, Kang Irwan menyerap pengalaman dari konsep integrasi farming yang sudah dikembangkan. Model ini mengintegrasikan budidaya durian dengan berbagai sektor lain, seperti Peternakan dengan Pemanfaatan limbah organik untuk pupuk organik. Sektor Pariwisata untuk Pengembangan agrowisata berbasis kebun durian untuk menarik wisatawan. Juga perikanan, setidaknya ada 25 kolam lele yang dikembangkan. Terakhir dengan pengembangan tanaman holtikultura seperti cabai, terong, dan tomat.

“Dengan integrasi farming, kita bisa menciptakan ekosistem yang saling mendukung, sehingga petani durian tidak hanya bergantung pada hasil panen, tetapi juga mendapatkan pendapatan dari sektor lain yang terkait. Bahkan mas anna Lutfie menyampaikan jika program ini bisa diedukasi kepada pengurus ditingkat ranting,” jelas Kang Irwan.

Kang Irwan juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas durian Jawa Timur agar mampu bersaing di pasar internasional. Selain Kemitraan Global dalam rangka Menjalin kerja sama dengan negara-negara pengimpor durian, seperti China, Jepang, dan Timur Tengah.

“Durian kita punya potensi besar untuk ekspor. Jika kita serius meningkatkan kualitas dan branding, Jawa Timur bisa menjadi pemain utama dalam perdagangan durian internasional,” kata Kang Irwan dengan optimisme.

Kang Irwan menegaskan bahwa PKS Jawa Timur akan terus mendukung pengembangan sektor pertanian, termasuk durian, melalui kebijakan yang berpihak pada petani. Beberapa langkah yang akan diperjuangkan seperti Subsidi dan Akses Modal dalam rangka Membantu petani durian mendapatkan akses permodalan yang terjangkau.
Selanjutnya Peningkatan Infrastruktur dalam rangka Memperbaiki akses jalan ke sentra-sentra pertanian durian untuk mendukung distribusi hasil panen.

Melalui konsep integrasi farming durian, diharapkan Jawa Timur mampu mengoptimalkan potensi luar biasa dari komoditas durian, tidak hanya untuk kesejahteraan petani, tetapi juga untuk perekonomian yang lebih luas.

“Durian bukan hanya buah, tapi simbol kekayaan alam yang harus kita kelola dengan bijak untuk kemakmuran bersama,” pungkas Kang Irwan.{}

Check Also

Kenaikan UMP 2025 di Jabar Dinilai Wajar, Ini Alasannya – DPW PKS Jawa Barat

Kenaikan UMP 2025 di Jabar Dinilai Wajar, Ini Alasannya – DPW PKS Jawa Barat

Jakarta, liputan6.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah resmi menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2025 sebesar Rp2.191.238,18. Angka ini naik sebesar Rp133.737,18 atau 6,5 persen dari tahun 2024. Wakil Ketua DPRD Jabar, Iwan Suryawan mengatakan, penetapan UMP tersebut dianggap mampu mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan hidup layak (KHL) pekerja dengan kemampuan dunia usaha dalam menjaga

Leave a Reply