Makassar (ANTARA) – Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan dengan Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Sulsel membahas upaya penanganan stunting di daerah itu.
Ketua PKK Sulsel Naoemi Octarina mengatakan pertemuan dengan BPKK Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel juga membahas berbagai program pemberdayaan perempuan dan pembinaan keluarga.
“Penurunan angka stunting menjadi prioritas kami di PKK provinsi,” kata dia dalam keterangan di Makassar, Rabu.
Program penurunan stunting, kata dia, dimulai dari pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri sebagai calon ibu.
Program ini, kata dia, sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir, bahkan berhasil memecahkan rekor MURI.
“Penanganan dilakukan lebih awal, sejak remaja, dengan memberikan tablet tambah darah,” ujarnya.
Selain itu, hal yang juga menjadi perhatian Naoemi, masalah pernikahan dini.
Dirinya mengakui pernikahan dini banyak terjadi di Sulsel sehingga sosialisasi pencegahan harus terus dilakukan secara masif.
“Melahirkan di usia muda sangat berbahaya bagi kesehatan ibu juga bayinya. Juga sangat rawan melahirkan anak stunting,” katanya.
Istri Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ini, juga menyampaikan terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), khususnya pembinaan adab dan akhlak.
Hal ini, kata dia, juga menjadi pekerjaan rumah bersama di tengah gempuran arus informasi melalui gadget atau teknologi informasi.
Ketua Ketua BPKK PKS Sulsel Yeni Rahman menyampaikan program-program BPKK PKS Sulsel hampir sama dengan PKK, khususnya terkait dengan pemberdayaan keluarga.
Pada kesempatan itu, ia memperkenalkan sejumlah program BPKK PKS Sulsel, di antaranya Rumah Keluarga Indonesia (RKI).
Yeni Rahman yang juga Anggota DPRD Kota Makassar ini berharap, ke depan program-program tersebut bisa dikerjakan secara sinergi agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat secara luas.
Sumber: ANTARA